Foke Tinjau Pasien DBD Di RSUD Koja

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo melakukan sidak ke RSUD Koja sekaligus meninjau keberadaan pasien DBD dan diare yang dirawat inap, Rabu (11/02). Peninjauan ini bertujuan guna memantau perkembangan pasien paska musim hujan yang kerap mengguyur kota Jakarta.

“Kondisi perkembangan DBD maupun diare tidak separah jika di bandingkan tahun 2007 maupun 2002. Hal ini dikarenakan kesadaraan masyarakat tanggap pada penyakit untuk langsung memeriksa ke puskesmas atau RS pemerintah,“ kata Foke sapaan akrabnya. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada apalagi musim hujan masih terus mengguyur dan sangat mudah berkembangnya penyakit.

Ditambahkannya, ada 3 hal yang menyebabkan jumlah pasien DBD menurun di bandingkan tahun sebelumnya yakni sistem lebih baik, kewaspadaan serta reaksi tanggap masyarakat terhadap penyakit ini serta pelaksanaan PSN yang konsisten di wilayah. “Kita sudah tegakkan kepada semua jajaran baik ditingkat Pemda, Walikota hingga pusat kesehatan agar terus gencar lakukan PSN sebagai upaya efektif mengantisipasi penyakit ini,“ tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Koja, H.A Hasanuddin menjelaskan, peningkatan pasien DBD masih standard dan belum ada peningkatan. Tercatat hingga kini, ada 36 pasien DBD yang sebagian besar orang dewasa dan 36 diare yang sebagian besar adalah anak-anak. “Belum ada lonjakan, jumlah pasien masih dalam batas normal, namun bisa saja terjadi jika hujan masih terus mengguyur,“ sahutnya.

Saat ini di RSUD Koja mempunyai daya tampung pasien 300 dengan dibantu 200 perawat dengan tambahan fasilitas Velbet 50 buah. Selain ruang rawat pasien, tersedia juga ruang tambahan untuk menampung jika terjadi lonjakan pasien yakni ruang tunggu, ruang aula dan selasar. Kalau masih tidak tertampung maka pihaknya sudah mempersiapkan tenda guna menampung pasien jika ada lonjakan.

Desrani (45), warga RT 02/02 Kelurahan Semper Timur yang sedang menunggu anaknya Joshua (15), siswa SMP Strada karena terjangkit penyakit DBD menjelaskan, di kawasan tempat tinggalnya sering banjir dan banyak genangan. Apalagi di kawasan tempat tinggalnya beberapa waktu lalu ada yang terkena penyakit ini. “Bisa saja anak kami digigit oleh nyamuk Aedes Aegepty apalagi tetangga depan rumah baru saja terkena penyakit serupa,“ ujarnya kepada reporter jakartautara.com.


Sumber : http://www.jakartautara.com

0 comments: